Saat kita masuk ke dalam diskusi tentang sejarah agama Islam, ada satu momen penting yang pelik tetapi penuh simbol; yaitu peristiwa Fathu Makkah atau Pengambilalihan Makkah. Peristiwa ini tidak hanya menjadi titik balik sejarah Islam, tetapi juga satu momen dimana kaum Muslimin menghancurkan berbagai berhala yang adanya di Ka’bah, tempat yang dipandang suci dalam keyakinan mereka. Mari kita telusuri lebih jauh tentang ini.
Peristiwa Fathu Makkah terjadi pada tahun 630 Masehi, delapan tahun setelah Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Momentum ini berlangsung di tengah konflik dan pertentangan berkepanjangan antara kaum Muslimin dan Quraisy, suku dominan Makkah waktu itu. Pada akhirnya, Nabi Muhammad SAW dan pasukan Muslimin yang berjumlah sekitar 10,000 orang berhasil mengambil kembali Makkah tanpa perlawanan berarti dari Quraisy.
Salah satu langkah awal setelah penaklukan, secara simbolis dan dengan penuh makna, adalah menghancurkan berhala-berhala yang terdapat di dalam dan sekitar Ka’bah. Hal ini dilakukan sebagai wujud penegasan atas kepercayaan tauhid atau monoteisme dalam Islam, yang percaya pada keesaan Tuhan dan menolak segala bentuk pemujaan berhala.
Berapa banyak berhala yang dihancurkan? Sebuah catatan sejarah menunjukkan bahwa jumlah berhala yang dihancurkan oleh kaum Muslimin pada peristiwa Fathu Makkah diperkirakan sebanyak 360 berhala. Angka ini mencakup berbagai ukuran dan jenis, mulai dari berhala-berhala kecil hingga berhala-berhala besar yang menjadi objek ritual utama beberapa suku di Arabia.
Penjelasan ini membantu kita untuk memahami betapa signifikannya peristiwa Fathu Makkah dalam konteks sejarah dan teologi Islam. Apa yang dilakukan kaum Muslimin, bukanlah sekadar aksi penghancuran berhala, melainkan juga deklarasi symbolis tentang keesaan Tuhan dan penolakan terhadap penyembahan berhala yang merajalela di Makkah waktu itu. Melalui pemerintahan baru kaum Muslimin di Makkah, praktek monoteisme di kota suci tersebut pun semakin ditegaskan.
Secara keseluruhan, peristiwa Fathu Makkah dan penghancuran berhala menandai sebuah perubahan penting dalam sejarah kehidupan dan keyakinan masyarakat Arab pada umumnya. Selain itu, juga memberikan wawasan tentang bagaimana keyakinan agama Islam menyebar dan bertahan di tengah-tengah tantangan dan konflik.