Takdir telah mencatat dalam buku sejarahnya paruh kedua dari milenium pertama penghancur berat hati yang berusaha meruntuhkan Ka’bah dengan mengandalkan kekuatan tentara bergajah. Ini adalah saat Abrahah, Penguasa Yaman, yang memimpin tentara bergajahnya datang ke Mekah untuk menyerang dan mengacaukan pusat keimanan umat Islam.
Siapa Abrahah?
Abrahah adalah seorang penguasa Kristen yang menguasai negara Yemen di bawah penguasa Aksumite pada paruh pertama abad ke-6 Masehi. Ambisinya menjadikan gereja Agilis yang baru saja dibangun di Sana’a menjadi pusat ziarah yang melampaui Ka’bah, merencanakan strategi penyerangan untuk menjatuhkan Mekah.
Tentara Bergajah Sebagai Kekuatan Militer
Abrahah’s armada, yang terkenal dengan tentara bergajahnya, adalah kekuatan yang ditakuti pada waktu itu. Gajah, dengan besar dan kuatnya, telah digunakan dalam peperangan sepanjang sejarah umat manusia dan di saat itu menjadi pusat kemenangan atau kegagalan peperangan. Kemampuan para prajurit untuk mensertifikasikan gajah-gajah ini dalam medan perang adalah aspek penting dari taktik militer mereka.
Menyerang Mekah
Dengan pasukannya yang luar biasa, Abrahah berbaris menempuh panjang jalan ke Mekah. Tapi sejarah mencatat respon berbeda dari penduduk Mekah. Daripada berperang, mereka memilih untuk menjaga keselamatan mereka dengan mengungsi ke pegunungan. Mereka mempercayakan pusat keimanan mereka kepada Tuhan, menggantungkan segalanya kepada ilahi dalam mempertahankan Ka’bah.
Intervensi Ilahi dan Akhir dari Penyerangan
Dalam catatan sejarah dan islami, dijelaskan bahwa Allah melindungi Ka’bah dari serangan Abrahah dan tentaranya dengan mengirimkan ‘burung-burung Ababil’ yang menjatuhkan ‘batu dari tanah terbakar’ atas mereka. Dalam kepanikan, gajah-gajah menolak melanjutkan serangan dan menyerang balik para penyerang.
Kesimpulan
Cerita serangan Abrahah menunjukkan betapa takdir selalu memberikan perlindungan kepada apa yang benar dan adil. Kejadian ini juga mencerminkan betapa kuat iman dan kepercayaan masyarakat Mekah kepada Tuhan mereka. Meski menghadapi tentara yang sangat kuat dan menyeramkan, mereka memilih untuk tidak melawan dan malah mempercayakan segalanya kepada Allah. Cerita ini tetap relevan hingga hari ini dan menunjukkan pentingnya kepercayaan dan iman kepada Tuhan dalam menghadapi tantangan dan peluat kehidupan.