Siapa yang tidak mengenal semboyan Bhinneka Tunggal Ika? Semboyan sakti ini telah menaungi negeri berpulau ini dalam semangat persatuan dan kesatuan. Namun, bagaimana kita kenal semboyan ini tanpa mengenal penulisnya? Dalam artikel ini, kita akan mendalami lebih lanjut tentang sosok di balik semboyan tersebut, yaitu Mpu Tantular, sang sastrawan.
Siapakah Mpu Tantular?
Mpu Tantular merupakan seorang sastrawan yang hidup pada era Kerajaan Majapahit abad ke-14, dan dianggap sebagai satu dari sedikit sastrawan dari zaman tersebut yang namanya tetap lestari hingga sekarang. Keahliannya dalam karya sastra membuatnya sering digambarkan sebagai seorang ‘penyair’ negeri.
Mpu Tantular dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika, dikenal sebagai semboyan nasional Indonesia, dipopulerkan oleh Mpu Tantular. Dalam karyanya yang berjudul “Sutasoma,” ia mengungkapkan semboyan ini yang berarti “Meskipun berbeda-beda namun tetap satu.” Semboyan ini melambangkan semangat persatuan dan jiwa toleransi yang ada dalam kemajemukan bangsa Indonesia.
Konsep Bhinneka Tunggal Ika disampaikan melalui kisah pertarungan antara Raja Sutasoma dengan Kurawa. Meskipun mereka berbeda dan saling berperang, tetapi di akhir cerita mereka memahami bahwa mereka tetap satu, mirip dengan konsep Bhinneka Tunggal Ika.
Warisan Mpu Tantular
Sebagai seorang sastrawan, Mpu Tantular telah meninggalkan sebuah warisan bernama Bhinneka Tunggal Ika yang tak hanya menjadi semboyan negara tetapi sudah melekat dalam identitas bangsa Indonesia.
Warisan Mpu Tantular adalah teladan yang tak ternilai, bagaimana seseorang melalui karyanya, mampu menyatukan berbagai golongan, suku, dan agama dalam satu semangat Bhinneka Tunggal Ika. Begitu hebatnya Karya Mpu Tantular, sehingga menjadi salah satu faktor pendukung terbentuknya Indonesia yang kita cintai hari ini.
Kesimpulan
Mpu Tantular, sang sastrawan yang legendaris, dengan semboyan ciptaannya, Bhinneka Tunggal Ika, telah meletakan dasar bagi nilai-nilai pluralisme, toleransi, dan persatuan dalam bingkai kemajemukan budaya dan etnis di Indonesia. Sekarang, kita sebagai generasi penerus bangsa, ditantang untuk memahami, menjaga dan melanjutkan apa yang telah ia wariskan kepada kita ini. Mari kita buat Indonesia tetap menjadi negeri yang ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dengan menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan toleransi.