Salah satu dari enam pilar keimanan dalam agama Islam adalah meyakini adanya rasul-rasul Allah. Rasul-rasul ini adalah tokoh-tokoh yang dianggap suci dan diutus oleh Allah sebagai pemberi petunjuk dan penyampai wahyu-Nya kepada umat manusia.
Rasul dalam Islam diartikan sebagai seorang Nabi yang mendapat wahyu dari Allah SWT, tidak hanya untuk dirinya sendiri namun wajib menyampaikan wahyu yang dia terima kepada umat. Dalam agama Islam, tercatat ada 25 rasul yang termaktub dalam Al-Qur’an, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir yang membawa syariat baru, bersumber dari wahyu Allah SWT.
Rasul-rasul ini dianggap penting dalam kehidupan manusia, pasalnya mereka berfungsi untuk mengajarkan ajaran Allah kepada umat manusia sehingga mereka dapat hidup sesuai dengan ketentuan Allah. Rasul diutus oleh Allah untuk membimbing manusia supaya mereka hidup sesuai dengan ketentuan Islam dan Allah SWT.
Mengapa Rasul-rasul ini diutus? Sebab, pada era mereka, manusia cenderung melanggar berbagai ajaran Islam. Melalui rasul-rasul-Nya, Allah memberikan petunjuk dan hukum agar manusia dapat hidup dalam tata aturan dan nilai yang baik, yang disebut dengan syariat.
Namun, meskipun setiap rasul membawa syariat, syariat yang dibawa oleh rasul sebelumnya tidaklah ditiadakan, melainkan disempurnakan. Misalnya, Nabi Muhammad SAW, sebagai rasul terakhir, membawa syariat yang tidak menghapuskan syariat dari rasul sebelumnya namun justru memperbaharui dan menyempurnakannya.
Dengan demikian, meyakini adanya rasul-rasul Allah bukanlah sekedar meyakini eksistensi mereka sebagai tokoh historis. Lebih dari itu, meyakini rasul-rasul Allah berarti meyakini bahwa Allah SWT memiliki peran aktif dalam kehidupan umat manusia, baik secara langsung maupun melalui perantara rasul-rasul-Nya. Meyakini rasul-rasul Allah juga berarti meyakini bahwa petunjuk dan hukum Allah telah disampaikan kepada umat manusia melalui rasul-rasul-Nya dan bahwa hidup sesuai dengan petunjuk dan hukum tersebut merupakan bagian integral dari iman seseorang .