Salah satu sebab munculnya gerakan nasionalisme di Cina adalah lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap Dinasti Manchu. Dinasti Manchu sendiri telah memerintah Cina secara feodal dan memperbudak orang-orang Cina.
Sebagai latar belakang, Dinasti Manchu, juga dikenal sebagai Dinasti Qing, adalah dinasti terakhir yang memerintah Cina. Dinasti ini didirikan pada tahun 1644 dan berakhir pada tahun 1912, sering dikaitkan dengan periode isolasi dan kejayaan Cina.
Banyak laporan yang menunjukkan adanya penyelewengan dan kelemahan dalam pemerintahan Dinasti Manchu. Munculnya berbagai bentuk korupsi di antara pejabat dinasti menunjukkan penyelewengan kekuasaan dan juga mengurangi kredibilitas pemerintah dalam mata rakyat.
Setelah kaisar terakhir Manchu meninggal, lenyaplah kemakmuran Cina. Periode ini ditandai dengan gejolak dan perang saudara karena perebutan kekuasaan. Dinasti yang sebelumnya memegang kendali penuh atas Cina, tiba-tiba jatuh dan menjadi lemah.
Situasi ini memunculkan perasaan frustrasi dan rasa tidak puas di kalangan rakyat. Orang-orang Cina mulai merasa bahwa mereka tidak dapat lagi bergantung pada dinasti mereka untuk kestabilan dan kemakmuran. Inilah yang secara bertahap melahirkan gerakan nasionalisme di Cina.
Gerakan nasionalisme ini dipicu oleh perasaan bahwa telah terjadi pengkhianatan terhadap rakyat oleh para pemimpin mereka. Ideologi dan nilai-nilai nasionalisme mulai menyebar di antara rakyat, yang mana dipandu oleh keinginan untuk melihat Cina berdiri sebagai bangsa yang merdeka dan kuat.
Dapat disimpulkan, munculnya gerakan nasionalisme di Cina dipicu oleh lenyapnya kepercayaan rakyat terhadap Dinasti Manchu. Proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk penyelewengan dan kelemahan pemerintah dinasti, serta ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi yang terjadi. Akibatnya, bangsa Cina mulai mencari alternatif dan solusi sendiri yang tercermin dalam gerakan nasionalisme.