Saudagar Muslim mancanegara memiliki peran penting dalam menjadikan Pasai sebagai pelabuhan internasional yang ramai pada zamannya. Beberapa saudagar ini datang dari berbagai belahan dunia, termasuk Asia Selatan, Timur Tengah, dan juga beberapa bagian dari Asia Tenggara.
Pasai, yang terletak di pesisir utara Sumatera, merupakan titik penting dalam jaringan perdagangan maritim internasional pada Abad Pertengahan. Kemakmuran Pasai, yang dikenal sebagai Kesultanan Samudera Pasai, sebagian besar berasal dari perdagangan. Bahasa melayu, dalam bentuk awal yang ditulis dalam abjad Jawi, menjadi bahasa utama di antara pedagang di wilayah yang kini dikenal sebagai Indonesia dan Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang dari berbagai tempat datang dan berdagang di Pasai, dan terbukti mempengaruhi budaya dan bahasa di wilayah tersebut.
Pedagang Arab dan India sudah berdagang di Indonesia dan China selama berabad-abad, dan jejak-jejak pertama dari Islam di Indonesia berasal dari akhir abad ke-13, khususnya di Sumatera Utara. Hal ini memberi indikasi bahwa pedagang Muslim dari Arab dan India mungkin berperan penting dalam menjadikan Pasai sebagai pelabuhan maritim yang ramai pada zaman tersebut.
Saudagar Muslim juga memainkan peran penting dalam menjalankan usaha perdagangan di Asia Selatan pada Masa Modern Awal. Mereka berdagang dengan pedagang internasional lainnya, termasuk orang Armenia dan perusahaan-perusahaan dari Prancis, Inggris, dan Belanda. Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa pedagang Muslim yang sama juga melakukan perjalanan ke Pasai untuk berdagang.
Untuk menjawab pertanyaan secara spesifik dan lengkap, lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengidentifikasi dari mana tepatnya saudagar-saudagar Muslim tersebut berasal. Akan tetapi, dengan mempertimbangkan informasi yang sudah ada, dapat disimpulkan bahwa saudagar Muslim mancanegara yang datang di Pasai kemungkinan besar datang dari Arab, India, dan mungkin juga dari beberapa bagian dari Asia Tenggara dan Prancis, Inggris, dan Belanda.