Salah satu pengalaman pembelajaran yang signifikan yang saya lakukan dengan mahasiswa saya terjadi ketika saya mengajar mata pelajaran Sejarah. Materi yang dijelaskan pada awalnya tampak kering dan membosankan bagi siswa. Saya memutuskan untuk menerapkan pendekatan yang berfokus pada sejarah manusia, selain fakta dan tanggal. Cerita hidup orang-orang di balik peristiwa sejarah membantu siswa memahami dan memberikan arti pada materi yang diajarkan.
Prinsip yang diterapkan dalam proses ini sejalan dengan hasil penelitian tentang prinsip pengajaran efektif. Pertama, mengenali dan memahami siswa secara individual. Ini berarti bahwa sebagai guru, kita harus memahami siswa kita. Kita harus mengetahui minat, bakat, dan motivasi mereka. Dengan pengenalan ini, kita dapat menyesuaikan pendekatan pengajaran kita untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kedua, berfokus pada makna yang kaya, bukan hanya definisi kamus. Ini sangat relevan dalam pengajaran sejarah. Kita dapat membuat pelajaran lebih menarik dengan mendorong interaksi aktif antara mahasiswa dan materi. Alih-alih hanya mengepak fakta dan tanggal, kita bisa memperkaya materi dengan cerita manusia di balik peristiwa-peristiwa tersebut.
Ketiga, konsistensi, tujuan, dan pentingnya. Setiap kegiatan, pelajaran, contoh, dan lab yang kita buat harus memiliki tujuan dan arti. Siswa harus bisa melihat jaringan yang menghubungkan berbagai bagian dari materi pelajaran. Dengan demikian, mereka akan lebih cenderung mengingat dan menghargai apa yang mereka pelajari.
Keempat, sejajaran antara tujuan pembelajaran, penilaian, dan aktivitas instruksional. Artinya, apa yang kita ingin siswa pelajari, apa yang kita nilai, dan apa yang kita lakukan di kelas harus sejalan. Dengan demikian, siswa akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mereka dapat mencapai standar ini.
Pengalaman saya ini mengajarkan kepada saya bahwa pendekatan personal, aktif, dan berorientasi tujuan dapat membantu siswa memahami dan menemukan makna dalam materi. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya memahami materi, tetapi juga merasa terhubung dengan apa yang mereka pelajari.