Translasi dalam dunia biologi adalah proses penting di mana informasi genetik yang terkandung dalam RNA disalurkan menjadi protein. Ketika kita melihat prosedur ini dengan teliti, kita akan temui konsep ‘kodon’. Kodon adalah sekumpulan tiga nukleotida pada mRNA (RNA penyampai) yang menentukan asam amino tertentu dalam sintesis protein. Dalam konteks blog ini, kita akan membahas tentang kodon tertentu yaitu UGA dan bagaimana proses translasi akan berubah saat sampai pada kodon ini.
Apa itu Kodon UGA?
Kodon UGA adalah salah satu dari tiga ‘kodon stop’ atau ‘kodon terminasi’ (dua lainnya adalah UAA dan UAG). Mereka dikenal sebagai kodon stop karena saat ribosom mencapai kodon ini selama proses translasi, proses tersebut berhenti. Meskipun biasanya mereka tidak mengkode asam amino, ada beberapa pengecualian tergantung pada organisme dan kondisi sel.
Bagaimana Proses Translasi Berlangsung?
Proses translasi terdiri dari tiga tahap utama: inisiasi, elongasi, dan terminasi.
- Inisiasi: Tahap ini melibatkan penggabungan sub-unit ribosom, mRNA, dan tRNA yang membawa asam amino pertama.
- Elongasi: Tahap ini melibatkan penambahan asam amino satu per satu ke rangkaian polipeptida yang sedang dibuat.
- Terminasi: Tahap ini dimulai saat salah satu dari tiga kodon stop (UAA, UAG, atau UGA) mencapai pusat A dari ribosom.
Kodon UGA dan Terminasi Translasi
Apabila pada proses translasi sampai kodon UGA, maka secara normal, proses translasi akan berakhir. Faktor pelepas (release factors) mengenali kodon stop ini dan meninggalkan peptida yang terbentuk. Namun, dalam beberapa kasus, kodon UGA bisa mengkode protein tertentu.
Dalam beberapa organisme, jenis tRNA spesifik yang mengenali kodon UGA dan bukannya menghentikan proses, malah menambahkan asam amino selenosistein ke dalam urutan peptida. Selenosistein adalah asam amino spesial yang hanya terdapat pada beberapa protein dan menambahkan fungsionalitas unik.
Kesimpulan
Dalam dunia biologi molekuler, setiap detail penting. Salah satu detail seperti kodon UGA yang tampaknya kecil ini memiliki dampak besar pada proses translasi. Dalam kondisi normal, kodon ini menandakan berakhirnya proses translasi. Namun, dalam kondisi tertentu, memungkinkan penambahan asam amino spesial ke dalam struktur protein. Dengan begitu, kita dapat melihat bagaimana kompleks dan menakjubkan proses kehidupan pada tingkat molekuler.