Saat Orde Baru berada di puncak kekuasaannya, Presiden Soeharto merumuskan ulang dasar-dasar politik luar negeri Indonesia. Di tangan Sukarno, politik luar negeri Indonesia ditandai oleh konflik dan konfrontasi; namun, Soeharto membawa pendekatan yang lebih damai dan kooperatif, meninggalkan politik ‘Konfrontasi’ dan beralih ke ‘Konformasi’.
Salah satu langkah nyata yang diambil Soeharto dalam mewujudkan visi ini adalah dengan berfokus pada peningkatan hubungan regional. Soeharto memainkan peran penting dalam pembentukan ASEAN tahun 1967, sebuah langkah yang mendukung tujuannya untuk menciptakan stabilitas regional dan membina hubungan yang lebih baik dengan negara-negara tetangga. Langkah ini menunjukkan peralihan penting dari politik konfrontasi yang antikolonial dan antiimperialis menuju pendekatan yang lebih kooperatif, berfokus pada kerjasama ekonomi dan keamanan regional.
Setelah pembentukan ASEAN, Indonesia di bawah Soeharto semakin mengarahkan kebijakan luar negerinya untuk memainkan peran kepemimpinan regional. Soeharto berusaha untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan regional yang dipandang dengan hormat di Asia Tenggara dan melampaui batas-batas regional tersebut. Kebijakan luar negeri Indonesia mulai memprioritaskan kerja sama regional dan multilateral, membuka jalur komunikasi yang lebih luas dengan negara-negara lain dan menciptakan kesempatan untuk dialog.
Namun, perubahan ini tidak hanya terbatas pada sebatas hubungan regional. Soeharto juga memperkuat hubungan dengan negara-negara besar di panggung dunia, mengetatkan hubungan yang semula retak dengan Amerika Serikat dan berusaha mempertahankan hubungan baik dengan blok komunis. Antara lain, mengadopsi posisi yang lebih netral dalam Perang Dingin, bergerak dari kebijakan yang cenderung bersimpati pada Uni Soviet ke posisi yang lebih berimbang antara kedua blok kekuatan besar pada waktu itu.
Soeharto juga mengubah pendekatan Indonesia terhadap masalah timur tengah. Di bawah Soeharto, Indonesia mulai menunjukkan peningkatan minat dan keterlibatan dalam isu-isu Timur Tengah. Ia mendukung hak bangsa Palestina dan menjalin hubungan positif dengan banyak negara Timur Tengah.
Kebijakan luar negeri orde baru di bawah Soeharto juga ditandai dengan penekanan pada non-intervensi dalam urusan domestik negara lain, menegaskan prinsip kemerdekaan, kesetaraan dan kepentingan nasional sebagai dasar dari politik luar negeri.
Perubahan dalam politik luar negeri ini menunjukkan bagaimana Soeharto merancang ulang arah dan tujuan kebijakan luar negeri Indonesia, menggeser fokus dari politik konfrontasi menjadi konformasi, memprioritaskan kerjasama dan hubungan baik dengan negara-negara lain, baik di tingkat regional maupun global.
Sumber: