Bali, pulau yang terkenal dengan keindahan dan budayanya, juga memiliki sejarah panjang mengenai perjuangan melawan penjajahan. Tidak ada yang bisa melupakan pertempuran heroik yang dilakukan oleh pasukan di bawah pimpinan I Gusti Ngurah Rai. Bagi mereka, kebebasan bukan hanya milik individu, tetapi juga milik negara dan rakyat. Pertempuran tersebut melibatkan pasukan yang disebut Pasukan Gerilya Rakyat Indonesia (PGRi).
Pasukan Gerilya Rakyat Indonesia (PGRi)
Pasukan Gerilya Rakyat Indonesia (PGRi), yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai, adalah pasukan yang melakukan pertempuran heroik melawan penjajah Belanda di Bali pada tahun 1946 hingga 1949. Pasukan yang terdiri dari aktivis pemuda, petani, dan pedagang ini, mengakui tanah air mereka sebagai sesuatu yang harus dipertahankan hingga titik darah penghabisan.
I Gusti Ngurah Rai dan Strategi Gerilya
I Gusti Ngurah Rai lahir di Desa Carangsari, Badung, Bali pada tanggal 30 Januari 1917. Dari awal karirnya, ia sudah menunjukkan kecintaan dan dedikasinya terhadap Indonesia.
Pasukannya lebih dikenal dengan strategi gerilya, serangan mendadak yang dilakukan secara bersamaan dari berbagai arah untuk membingungkan musuh. Strategi ini sangat cocok diterapkan di medan perang yang berat dan sulit dijangkau oleh musuh, seperti hutan dan pegunungan di Bali.
Pertempuran Heroik di Marga
Perjuangan PGRi di bawah kepemimpinan I Gusti Ngurah Rai mencapai puncaknya pada Pertempuran Marga yang terjadi pada tanggal 20 November 1946. Di pertempuran ini, seluruh anggota pasukan I Gusti Ngurah Rai gugur. Namun, semangat perjuangan mereka tetap hidup dalam hati rakyat Indonesia.
Kesimpulan
Hingga hari ini, nama I Gusti Ngurah Rai terpatri kuat dalam sejarah bangsa Indonesia. Bandara internasional di Bali diberi nama Bandara I Gusti Ngurah Rai sebagai penghormatan kepada pahlawan nasional ini. Pasukan Gerilya Rakyat Indonesia (PGRi) yang dipimpinnya adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia dalam upaya merebut kembali kedaulatan negaranya dari tangan penjajah.
I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya telah merebut kemerdekaan dengan memberikan darah dan nyawa mereka. Ini adalah contoh heroik tentang bagaimana kita harus berjuang untuk kebebasan. Kita harus selalu mengingat dan menghormati perjuangan mereka.