Proses transformasi data dari bentuk yang dapat dibaca oleh manusia menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca oleh manusia disebut enkripsi. Enkripsi merupakan elemen penting dari integritas dan kerahasiaan informasi, dua dari tiga pilar utama keamanan informasi.
Sebuah teks atau data ketika aplhabet dan angkanya masih dapat dibaca oleh manusia disebut plaintext. Ketika data ini diubah menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca oleh manusia, hasilnya disebut ciphertext. Proses ini umumnya melibatkan penggunaan algoritma khusus dan kunci kriptografi, yang berfungsi untuk memastikan bahwa hanya individu atau sistem yang memiliki kunci yang tepat yang dapat mengubah data tersebut kembali ke bentuk aslinya.
Namun, enkripsi bukanlah proses sederhana pengacakkan acak. Ada serangkaian algoritma kriptografis yang digunakan dalam proses ini, dan mereka memastikan bahwa data diacak dalam cara yang sistematis, sehingga dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya dengan menggunakan kunci yang tepat.
Ada beberapa jenis enkripsi, termasuk enkripsi simetris dan enkripsi asimetris. Dalam enkripsi simetris, kunci yang sama digunakan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Salah satu contoh umum dari enkripsi simetris adalah Advanced Encryption Standard (AES). Sementara itu, dalam enkripsi asimetris, dua kunci digunakan: satu untuk mengenkripsi data, dan yang lainnya untuk mendekripsi. Hal ini disebut juga dengan enkripsi kunci publik.
Itulah sebabnya, enkripsi sangat penting dalam komunikasi digital dan transaksi online saat ini. Dengan mengubah teks yang dapat dibaca manusia menjadi teks yang tidak dapat dibaca, kita dapat memastikan bahwa data yang dikirimkan antar pengguna atau sistem tetap aman dan tidak dapat diakses oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.
Demikianlah sekilas mengenai enkripsi dan bagaimana sistem ini bekerja dalam keamanan data. Dengan pemahaman yang benar, kita bisa memastikan bahwa data kita tetap aman dan kerahasiaan informasi kita tetap terjaga.