Pt dirga dunia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi komponen pesawat yaitu material besi untuk rangka sayap dan badan pesawat. Besi yang digunakan memiliki spesifikasi khusus dan hanya bisa diproduksi menggunakan mesin moulding tipe c6591. Mesin ini telah digunakan bertahun-tahun oleh perusahaan sebagai asset utama yang memproduksi produk jadi. Setelah 8 tahun beroperasi, mesin mulai bermasalah sehingga membutuhkan banyak sekali pemeliharaan dan perbaikan selama tahun selama tahun 2020. Di tahun yang sama perusahaan memutuskan memodifikasi mesin moulding dengan agar dapat menambah kapasitas mesin. Semua beban yang terjadi selama tahun tersebut dibebankan pada laporan laba rugi, karena besarnya jumlah tersebut membuat perusahaan mengalami kerugian. Padahal tahun-tahun sebelumnya perusahaan selalu membukukan keuntungan. Apabila sebagai auditor pt dirga dunia, apa yang menjadi pertimbangan terkait besarnya beban perbaikan dan pemeliharaan mesin? Apa tes yang seharusnya dilakukan?

PT Dirga Dunia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi komponen pesawat, seperti material besi untuk rangka sayap dan badan pesawat. Dalam proses produksi, perusahaan menggunakan mesin moulding tipe C6591 yang memiliki spesifikasi khusus untuk menciptakan produk berkualitas tinggi. Namun, setelah 8 tahun beroperasi, mesin tersebut mulai bermasalah dan memerlukan perawatan serta perbaikan yang intensif selama tahun 2020. Hal ini menyebabkan perusahaan mengalami kerugian pada tahun tersebut. Sebagai auditor PT Dirga Dunia, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan terkait beban perbaikan dan pemeliharaan mesin, serta tes yang seharusnya dilakukan.

Pertimbangan Beban Perbaikan dan Pemeliharaan

  1. Beban vs Aktivasi: Sebagai auditor, perlu dipertimbangkan apakah biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin harus diaktifkan sebagai aset atau dibebankan sebagai beban dalam laporan laba rugi. Peraturan akuntansi umumnya mengharuskan biaya perbaikan dan pemeliharaan diakui sebagai beban. Namun, jika perbaikan dan pemeliharaan tersebut menyebabkan peningkatan masa manfaat aset atau kapasitas produksi, maka biaya tersebut mungkin diaktifkan sebagai aset. Auditor harus memperhatikan modifikasi mesin yang dilakukan pada tahun 2020 dan mengevaluasi apakah peningkatan kapasitas mesin cukup signifikan untuk mengaktifkan biaya tersebut dan mengalokasikannya selama masa manfaat yang tersisa.
  2. Perlakuan Akuntansi yang Konsisten: Pertimbangan lain adalah apakah perusahaan telah mengikuti perlakuan akuntansi yang konsisten dalam pengakuan beban perbaikan dan pemeliharaan. Auditor harus memeriksa tahun-tahun sebelumnya untuk mengevaluasi apakah beban yang serupa telah diakui sebagai beban atau diaktifkan sebagai aset.
  3. Materialitas: Auditor harus menilai materialitas beban perbaikan dan pemeliharaan dalam konteks laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Jika beban tersebut material, perlu dipastikan bahwa pengakuan dan pengungkapan yang tepat telah dilakukan dalam laporan keuangan.

Tes yang Seharusnya Dilakukan

  1. Tes Kewajaran: Auditor harus melakukan tes kewajaran untuk memastikan bahwa perusahaan mengakui beban tersebut secara wajar dan konsisten. Tes ini melibatkan perbandingan beban perbaikan dan pemeliharaan dengan beban yang serupa pada tahun-tahun sebelumnya, serta perbandingan dengan industri sejenis untuk memastikan pengakuan biaya yang masuk akal.
  2. Tes Detail: Auditor harus melakukan tes detail untuk memastikan bahwa biaya perbaikan dan pemeliharaan yang diakui secara akurat. Tes ini melibatkan pemeriksaan faktur dan dukungan dokumentasi yang relevan, serta verifikasi dengan vendor atau pihak ketiga yang terlibat dalam perbaikan dan pemeliharaan mesin.
  3. Tes Prosedur Internal: Adanya beban perawatan dan perbaikan yang tinggi mencerminkan potensi kelemahan dalam kontrol internal perusahaan. Auditor harus menguji prosedur perawatan dan perbaikan mesin, serta kontrol internal yang ada untuk memastikan bahwa perusahaan memelihara mesin dengan tepat guna meminimalkan beban perawatan dan perbaikan di masa mendatang.
  4. Tes Impairment: Mengingat kerugian yang dialami perusahaan dan masalah yang dihadapi dalam produksi, auditor mungkin perlu melakukan tes impairment pada aset mesin. Tes ini melibatkan penilaian nilai aset berdasarkan proyeksi arus kas yang diharapkan dan penggunaan aset dalam operasi perusahaan.

Sebagai auditor PT Dirga Dunia, penting untuk mempertimbangkan aspek-aspek di atas dalam evaluasi beban perbaikan dan pemeliharaan mesin moulding tipe C6591. Melakukan tes yang tepat dan memastikan perawatan mesin yang benar akan membantu meminimalkan beban perusahaan di masa mendatang, mendukung keberlanjutan operasi, dan memastikan integritas laporan keuangan perusahaan.

Leave a Comment