Respon pertama saat rombongan haji dari Yathrib bertemu Rasulullah SAW dan diberi dakwah tentang ajaran Islam adalah mereka terkesan dan tertarik untuk menerima dakwah tersebut. Selanjutnya akan dibahas mengenai konteks dan peristiwa penting yang terjadi dalam pertemuan ini.
Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah, adalah kota di Arabia Barat Laut yang penduduknya terdiri dari suku Arab dan Yahudi. Sebelum kedatangan Islam, beberapa penduduk Yathrib telah mengetahui tentang keberadaan seorang nabi dari garis keturunan Ibrahim yang akan muncul. Menurut banyak narasi, mereka mengetahui informasi ini dari para ulama Yahudi yang tinggal di kota tersebut.
Pertemuan antara rombongan haji dari Yathrib dan Rasulullah SAW terjadi pada salah satu peristiwa “Hijra” atau migrasi awal kaum Muslimin dari Makkah ke Yathrib. Konteks pertemuan ini berawal dari kondisi yang sulit yang dialami kaum Muslimin di Makkah. Di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW, kaum Muslimin mengalami berbagai tekanan dan penyiksaan dari kaum Quraisy yang menolak ajaran Islam. Kondisi ini membuat Rasulullah SAW mencari perlindungan dan dukungan dari suku-suku lain di luar Makkah.
Dari penelusuran sebelumnya terkait dengan topik pertanyaan, sumber yang relevan dapat ditemukan dalam “First Pilgrimage” di Wikipedia. “First Pilgrimage” merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa “Umrah of Dhu’l-Qada”, yaitu umrah pertama yang dilakukan Rasulullah SAW dan umat Muslim setelah hijrah ke Madinah. Meskipun sumber ini menjelaskan peristiwa umrah, informasi mengenai pertemuan dengan rombongan haji dari Yathrib belum ditemukan. Namun demikian, kita dapat memahami konteks waktu dan peristiwa yang ada pada saat itu.
Pertemuan antara rombongan haji dari Yathrib dengan Rasulullah SAW terjadi selama periode hijrah ke Madinah. Proses hijrah sendiri sudah dimulai sebelumnya, khususnya setelah pertemuan dalam “Pledge of Aqabah” pertama dan kedua. Dalam pertemuan ini, sekelompok orang dari Yathrib bersumpah setia kepada Rasulullah SAW dan berjanji untuk melindungi serta mendukung dakwah Islam. Akibatnya, banyak kaum Muslimin yang kemudian hijrah ke Yathrib dan menetap di sana.
Dalam konteks pertemuan rombongan haji dari Yathrib dengan Rasulullah SAW, reaksi awal mereka terhadap dakwah ajaran Islam adalah mengikuti misi dan pesan yang diberikan. Hal ini terbukti dengan jumlah umat Muslim yang terus berkembang di Yathrib dan kota tersebut menjadi pusat pengembangan Islam.
Secara keseluruhan, rombongan haji dari Yathrib yang bertemu Rasulullah SAW dan menerima dakwahan ajaran Islam memperlihatkan reaksi yang positif. Mereka terkesan dan bersedia mendukung dakwah Rasulullah SAW. Dari pertemuan ini, peran penting Yathrib sebagai pusat perkembangan Islam di kemudian hari dapat dilihat, yang kemudian menjadikan kota tersebut sebagai Madinah, tempat dimana Rasulullah SAW menghabiskan masa akhir hidupnya.