Salah satu faktor yang menjadi penyebab kegagalan pelaksanaan program ekonomi benteng dalam upaya memperbaiki perekonomian nasional adalah kurangnya koordinasi dan kesiapan dalam sistem ekonomi yang ada.
Program ekonomi benteng berusaha menggantikan produk impor dengan produk dalam negeri dalam usaha untuk melakukan penyesuaian industri dan pertanian. Namun, implementasi yang kurang baik dan ketidakstabilan ekonomi politik pada waktu itu membuat kebijakan ini sulit untuk berhasil.
Faktor kurangnya koordinasi merupakan salah satu faktor yang paling penting. Dalam pelaksanaannya, program ekonomi benteng memerlukan koordinasi dan kerjasama yang baik dari berbagai sektor, baik itu sektor pemerintahan, industri, pertanian, dan sektor lainnya. Namun, hal ini rupanya sulit untuk diwujudkan. Adanya ego sektoral serta kurangnya pemahaman dan komitmen dari berbagai pihak yang berkepentingan membuat koordinasi dan kerjasama menjadi terhambat.
Selain itu, kurangnya kesiapan dalam sistem ekonomi yang ada juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan program ini. Saat kebijakan ekonomi benteng diterapkan, kondisi ekonomi di Indonesia memang sedang tidak stabil. Fluktuasi harga, inflasi, serta defisit anggaran yang tinggi menjadi beban tersendiri bagi pemerintah dalam menjalankan program ini.
Di sisi lain, sektor industri dan pertanian yang seharusnya menjadi tulang punggung dalam kebijakan ini ternyata juga belum siap. Kemampuan dalam memproduksi barang-barang pengganti impor masih sangat terbatas. Hal ini tentu saja menjadi hambatan besar dalam pelaksanaan program ini.
Banyaknya hambatan dan kegagalan dalam implementasi program ekonomi benteng ini tentu menjadi pelajaran penting bagi pemerintah Indonesia. Pada akhirnya, peningkatan koordinasi dan kesiapan dalam sistem ekonomi menjadi kunci utama dalam berhasilnya suatu program ekonomi.