Salah satu indikator ekonomi makro yang dapat digunakan sebagai alat ukur perkembangan dan struktur pada pembangunan suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan total nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh suatu wilayah, dalam hal ini suatu daerah, dalam kurun waktu tertentu. PDRB dapat mencerminkan kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan barang dan jasa sepanjang tahun dan merepresentasikan tingkat kemakmuran masyarakat di daerah tersebut.
Sebagai indikator ekonomi makro, PDRB memiliki peranan penting dalam menganalisis keadaan ekonomi suatu daerah. Melalui PDRB, dapat diketahui komposisi perekonomian suatu daerah, berdasarkan sektor perekonomian yang ada. Dengan data ini, dapat ditentukan sektor mana yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah. Informasi ini tentunya sangat berharga, terutama untuk pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan pembangunan.
Pengukuran PDRB sendiri umumnya dilakukan dua cara, yaitu dengan metode pendapatan atau metode pengeluaran. Dalam metode pendapatan, pengukuran PDRB didasarkan pada peran setiap sektor dalam menghasilkan nilai tambah. Sementara itu, dalam metode pengeluaran, PDRB diukur berdasarkan pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah.
Selain PDRB, terdapat juga indikator ekonomi makro lainnya yang dapat digunakan sebagai alat ukur perkembangan dan struktur pada pembangunan suatu daerah, seperti tingkat inflasi, tingkat kemiskinan, gini rasio, tingkat pengangguran terbuka, dan indeks pembangunan manusia. Semua indikator ini juga penting dan memerlukan perhatian yang serius dalam analisis pembangunan ekonomi suatu daerah. Akan tetapi, PDRB tetap menjadi salah satu indikator yang paling banyak digunakan dan diandalkan dalam analisis tersebut.