Seandainya allah swt. Menghendaki, niscaya umat nabi musa a.s., Nabi isa a.s., Dan umat nabi muhammad saw. Akan dijadikan satu umat saja. Tetapi hal ini tidak dikehendaki oleh allah swt. Hikmah yang dapat diambil adalah

Seandainya Allah SWT. menghendaki, niscaya umat Nabi Musa AS., Nabi Isa AS., dan umat Nabi Muhammad SAW. akan dijadikan satu umat saja. Tetapi hal ini tidak dikehendaki oleh Allah SWT. Mengapa demikian?

Dalam konteks ini, kita perlu memahami bahwa setiap syariat yang diturunkan kepada para Nabi memiliki perbedaan dan kesamaan, sejalan dengan kondisi dan kebutuhan umat yang ada pada masanya. Syariat Nabi Musa AS. diturunkan pada zamannya dan ditujukan kepada Bani Israel. Begitu pula dengan Nabi Isa AS., yang juga ditugaskan kepada Bani Israel, menghadapi kondisi dan tantangan yang berbeda. Sementara Nabi Muhammad SAW. ditugaskan untuk seluruh umat manusia, dengan syariat yang menyempurnakan syariat-syariat sebelumnya.

Allah SWT. menjadi satu-satunya yang berhak menentukan dan memilih bentuk dan isi syariat-Nya. Beliau mengetahui kemampuan dan kesiapan umat manusia untuk menerima dan mengamalkan syariat tersebut. Sehingga, jika Allah SWT. berkehendak, tentu saja Dia bisa menjadikan satu umat saja dari umat Nabi Musa AS., Nabi Isa AS., dan umat Nabi Muhammad SAW. Namun Allah tidak berkehendak demikian, ini menunjukkan hikmah dan kebijaksanaan-Nya.

Salah satu hikmah yang dapat kita ambil dari perbedaan ini adalah pentingnya menghargai keragaman dan pluralisme. Melalui perbedaan ini, Allah SWT. mengajarkan kita untuk saling belajar dan menghargai perbedaan, bukan hanya pada level individu tetapi juga komunitas dan agama.

Mengutip Surat Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT. berfirman:

”O mankind, indeed We have created you from male and female and made you peoples and tribes that you may know one another.”

Artinya, Allah menciptakan umat manusia dalam berbagai suku dan bangsa dengan tujuan agar mereka dapat saling mengenal dan memahami satu sama lain, bukan untuk bertengkar atau merasa superior.

Perbedaan bukanlah sebuah halangan, tapi justru merupakan kekayaan dan sumber kebijaksanaan. Melalui perbedaan, kita dapat belajar untuk saling memahami dan menghormati, mengembangkan empati, dan berkontribusi pada pembentukan masyarakat yang harmonis dan adil.

Jadi, kita dapat mengambil hikmah bahwa Allah SWT. menciptakan umat Nabi Musa AS., Nabi Isa AS., dan Nabi Muhammad SAW. sebagai umat yang berbeda, untuk mengajarkan kita tentang pentingnya toleransi, penghormatan, dan belajar dari perbedaan. Ini juga membantu untuk mengingatkan kita bahwa keberagaman ini juga reflect dari kebesaran dan kebijaksanaan Allah SWT.

Leave a Comment