Saat Nabi Muhammad SAW masih kecil, beliau pernah berjumpa dengan seorang pendeta Nasrani yang telah meramalkan bahwa kelak beliau akan menjadi seorang nabi dan rasul akhir zaman. Pendeta Nasrani tersebut bernama Buhaira. Pertemuan ini terjadi ketika Nabi SAW berusia 12 tahun dan mendampingi pamannya, Abu Thalib, dalam perjalanan dagang ke Syam. Kisah pertemuan antara Nabi Muhammad SAW dan Pendeta Buhaira ini sangat menarik dan mencerminkan kehidupan Nabi SAW sebelum menjadi Rasul.
Pertemuan Nabi Muhammad SAW dan Buhaira terjadi di kawasan Busyra, Syam (kini termasuk wilayah Suriah). Dalam perjalanan tersebut, Buhaira mengetahui akan kedatangan rombongan dagang Quraisy melalui ilmu yang dimilikinya. Buhaira kemudian mengundang seluruh rombongan dagang Quraisy untuk makan bersama di dalam biaranya.
Menurut sumber, Buhaira adalah seorang pendeta yang mengetahui ramalan tentang kenabian Nabi Muhammad SAW melalui penuturan kitab suci yang dimilikinya. Buhaira menjadi tertarik untuk bertemu dengan Nabi SAW setelah melihat tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad SAW dalam bentuk awan yang melindunginya dari panas matahari.
Setelah berbincang dengan Nabi Muhammad SAW, Buhaira semakin yakin bahwa beliau adalah sosok yang telah diramalkan dalam kitab-kitab suci akan menjadi nabi dan rasul akhir zaman. Dalam pertemuan tersebut, Buhaira mengingatkan pamannya, Abu Thalib, untuk melindungi Nabi SAW dan membawanya kembali ke Mekkah agar terhindar dari bahaya yang mungkin dihadapi.
Kisah pertemuan ini menunjukkan betapa Buhaira yang merupakan pendeta Nasrani telah meramalkan akan menjadi nabi dan rasul akhir zaman dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW. Pertemuan ini juga menegaskan bahwa Nabi SAW merupakan sosok yang istimewa sejak kecil dan sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin umat.
Meskipun banyak orang meragukan kisah ini karena sejarah yang tidak akurat, namun nilai-nilai yang terkandung dalam kisah pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Pendeta Buhaira tetap sangat relevan bagi umat Muslim. Kisah ini menggambarkan betapa kuasanya takdir Allah yang telah merencanakan segalanya sebelum terjadi, dan keberanian serta kekuatan keyakinan yang dimiliki Nabi SAW untuk menerima amanah sebagai rasul akhir zaman.
Pertemuan Nabi SAW dengan Pendeta Buhaira tidak hanya menunjukkan satu garis peristiwa dalam kehidupan Nabi SAW sebelum menjadi rasul, tetapi juga memberikan pesan penting tentang bagaimana keberanian, kebijaksanaan, dan keimanan seseorang dapat mengubah arah hidup dan mengantarkan pada perjalanan menuju penggembalaan umat dengan kebesaran iman.
Saat ini, kisah tentang Nabi Muhammad SAW dan Pendeta Buhaira tetap menjadi salah satu kisah yang menginspirasi umat Muslim di seluruh dunia. Sebagai umat yang mengikuti ajaran Nabi SAW, kita harus mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah Nabi SAW agar kita dapat menempuh jalan yang baik dan menyebarkan kebaikan dalam kehidupan.
Kesimpulannya, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Pendeta Nasrani yang bernama Buhaira di kawasan Busyra, Syam saat beliau masih kecil dan mendampingi pamannya, Abu Thalib, dalam perjalanan dagang. Buhaira adalah orang pertama yang telah meramalkan bahwa Nabi SAW akan menjadi nabi dan rasul akhir zaman. Pertemuan ini menunjukkan betapa istimewanya Nabi SAW dan merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang tetap menginspirasi umat Muslim hingga saat ini.