Sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut, konsep yang ingin dicari adalah akulturasi. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul ketika suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing tersebut pada akhirnya diterima dan diolah ke dalam kebudayaan yang ada tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan kelompok tersebut. Proses akulturasi melibatkan perubahan sosial dan budaya karena kontak antara dua atau lebih kelompok budaya yang berbeda. Suatu negara yang memiliki kebudayaan rendah mungkin akan meniru kebudayaan lain yang memiliki kebudayaan lebih tinggi untuk mengembangkan kebudayaannya.
Proses akulturasi telah terjadi dalam berbagai bentuk sepanjang sejarah manusia. Di Indonesia, akulturasi budaya juga dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Seiring dengan perkembangan globalisasi dan teknologi, proses akulturasi semakin cepat dan mudah terjadi, baik pada bidang bahasa, agama, makanan, musik, dan berbagai aspek budaya lainnya.
Pertama, akulturasi terjadi dalam bidang bahasa. Di Indonesia, penggunaan bahasa Inggris dan bahasa-bahasa asing lainnya semakin meningkat seiring dengan penyebaran informasi global dan teknologi. Contoh akulturasi bahasa termasuk penggunaan kosakata asing dalam bahasa sehari-hari, seperti “computer” diadaptasi menjadi “komputer” atau “online” yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Kedua, akulturasi terjadi dalam bidang agama. Berbagai kepercayaan dan tradisi agama diperkenalkan dari budaya lain, mengakibatkan perubahan dalam tradisi lokal. Contohnya, adopsi ajaran Hindu dan Buddha dari India oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia pada masa kuno. Hal ini mengakibatkan perpaduan nilai-nilai agama tersebut dengan kepercayaan lokal, menciptakan bentuk kepercayaan dan tradisi unik yang khas Indonesia.
Ketiga, akulturasi terjadi dalam bidang makanan. Makanan asing diperkenalkan dan diadaptasi ke dalam masakan lokal, menciptakan variasi baru dalam kuliner. Contoh makanan yang mengalami akulturasi di Indonesia adalah nasi goreng dan mi goreng, yang berasal dari pengaruh kuliner Tionghoa dan India, tetapi telah dimodifikasi dan diakui sebagai makanan khas Indonesia.
Keempat, akulturasi terjadi dalam bidang musik dan seni. Berbagai aliran musik dan seni asing diterima dan diintegrasikan ke dalam seni dan musik tradisional. Contoh akulturasi dalam bidang musik adalah pengaruh musik pop Barat pada musik Indonesia. Banyak musisi dan penyanyi Indonesia menciptakan musik dengan genre yang dipengaruhi oleh musik Barat.
Berbagai faktor mendukung terjadinya akulturasi, seperti globalisasi, modernisasi, perkembangan teknologi, dan interaksi sosial antarbudaya. Namun, ada juga faktor penghambat akulturasi, seperti resistensi dari masyarakat lokal atau keinginan untuk menjaga keaslian dan nilai-nilai budaya.
Dalam menghadapi akulturasi, masyarakat perlu menyadari pentingnya menjaga keunikan dan warisan budaya. Akulturasi tidak selalu negatif, sepanjang proses tersebut tidak menghilangkan identitas kebudayaan lokal. Masyarakat yang mengalami akulturasi dapat belajar dan menyerap unsur-unsur positif dari kebudayaan asing, serta mengintegrasikannya ke dalam kebudayaan lokal secara selektif, tanpa kehilangan nilai-nilai dan identitas budaya yang ada.
Sebagai kesimpulan, proses menirukan kebudayaan lain oleh masyarakat yang memiliki kebudayaan yang lebih rendah disebut akulturasi. Akulturasi terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bahasa, agama, makanan, dan musik. Meskipun ada faktor pendukung dan penghambat untuk akulturasi, masyarakat tetap perlu menjaga keunikan dan warisan budaya lokal mereka. Dalam menghadapi akulturasi, masyarakat harus mengambil yang terbaik dari kebudayaan asing dan mengintegrasikannya dengan kebudayaan lokal, tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai budaya mereka.