Proses sosial antara dua orang atau lebih yang berusaha menyingkirkan pihak lawan dengan jalan kekerasan atau ancaman umumnya disebut konflik. Konflik dapat melibatkan berbagai pihak, dari individu hingga kelompok sosial atau negara, dan dapat melibatkan berbagai bentuk kekerasan atau ancaman, mulai dari kekerasan fisik hingga ekonomi, politik, atau sosial.
Konflik sering kali merugikan semua pihak yang terlibat, oleh karena itu penting untuk menemukan cara-cara untuk mengelola dan menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah melalui pendekatan konflik melalui non-kekerasan, juga dikenal sebagai resolusi konflik non-kekerasan.
Dalam bentuknya yang paling dasar, non-kekerasan adalah menolak untuk menggunakan kekerasan. Menurut Marquette University, meskipun kekerasan biasanya tampak dalam bentuk fisik, kekerasan juga dapat memanifestasikan diri dalam banyak bentuk lainnya.
Nonviolent Communication (NVC), atau Komunikasi Non-kekerasan adalah metode yang memungkinkan penyelesaian konflik dengan kasih sayang pada interaksi yang sulit, mendamaikan konflik, dan memandu dinamika menuju pemahaman dan koneksi yang lebih baik serta kesepakatan yang memuaskan semua pihak. Selain itu, pendekatan ini berfokus pada penciptaan hasil yang memuaskan bersama, tidak hanya untuk satu pihak tetapi untuk semua pihak yang terlibat.
Dalam konteks lingkungan yang lebih luas, non-kekerasan telah digunakan sebagai pendekatan untuk mengatasi perang, ketidakadilan, dan perusakan lingkungan, menyelesaikan konflik dari berbagai jenis, atau hanya untuk menjalani kehidupan yang sehat dan bertanggung jawab.
Meski demikian, sangat penting untuk diingat bahwa penyelesaian konflik non-kekerasan bukan berarti membiarkan pihak yang berkonflik melakukan apa pun yang mereka inginkan. Ini bukan tentang mengabaikan konflik atau menolak keberadaan mereka, tapi tentang mencari cara untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang menghargai kebutuhan dan kepentingan semua pihak yang terlibat.
Konflik dan resolusinya adalah bagian integral dari kehidupan manusia. Tujuannya bukanlah untuk menghindari konflik sama sekali – yang tidak mungkin kita lakukan – tetapi untuk belajar cara menyelesaikan konflik dengan cara yang bijaksana dan berkelanjutan.